Biasanya seorang ibu memakai bedak bayi atau talk kepada anaknya untuk menghindari lecet dan ruah pada bagian selangkangan.
Ternyata bedak bayi tersebut juga memiliki efek yang buruk jika digunakan secara terus menerus.
Adalah bahan yang tercantum dalam bedak tersebut yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Talk yang disebut sebagai salah satu zat karsiogenik dapat menyebabkan kanker pada manusia jika dipakai dalam jangka waktu yang panjang.
Talk yang disebut sebagai salah satu zat karsiogenik dapat menyebabkan kanker pada manusia jika dipakai dalam jangka waktu yang panjang.
Kejadian ini sempat terjadi pada seorang ibu yang tinggal di Los Angeles bernama Eva Echeverria.
Wanita ini bahkan menuntut salah satu produsen bedak bayi ternama yakni Johnson&Johnson ke meja hijau.
Eva menuduh bedak bayi keluaran perusahaan tersebut sebagai penyebab dari kanker indung telur yang dideritanya.
Wanita ini bahkan menuntut salah satu produsen bedak bayi ternama yakni Johnson&Johnson ke meja hijau.
Eva menuduh bedak bayi keluaran perusahaan tersebut sebagai penyebab dari kanker indung telur yang dideritanya.
Produsen bedak bayi tersebut dituntut karena Eva menganggap mereka telah melakukan kesalahan tidak memberitahu konsumennya mengenai resiko kanker yang dapat ditimbulkan oleh bedak bayi tersebut.
Eva diketahui sudah menggunakan bedak bayi tersebut sejak beberapa puluh tahun untuk membuat agar bagian di seputar selangkangannya tetap kering dan tidak lecet.
Ternyata Eva tidak menyadari kalau bedak tersebut mengandung zat yang dapat meningkatkan resiko kanker indung telur.
Ia baru mengetahui hal ini ketika memeriksakan diri ke dokter dan mengetahui kalau ia terkena kanker rahim yang diakibatkan zat yang terdapat pada bedak bayi tersebut.
Saat Sidang, tuntutan Eva pun diloloskan oleh pengadilan dan J&J harus membayar sebanyak 417 juta dollar sebagai ganti rugi atas penyakit yang diderita Eva.
Berdasarkan penelitian, bahwa talc memang dapat menimbulkan kanker indung telur jika digunakan di area kewanitaan.
Karena serbuk tersebut dapat masuk ke vagina dan terbawa hingga ke rahim dan indung telur yang membuat sel kanker berkembang.
Mengenai talc yang diduga sebagai zat karsinogenik, dugaan ini muncul karena talc secara alami mengandung asbestos, zat yang diketahui merupakan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker paru-paru jika terlalu sering dihirup.
Namun, bedak bayi atau talc yang kini beredar di pasaran kebanyakan sudah bebas dari asbestos.
Oleh karena itu, talc sebagai zat karsinogenik masih menjadi bahan perdebatan di antara para peneliti sampai saat ini.
sumber : palembang.tribunnews.com
Eva diketahui sudah menggunakan bedak bayi tersebut sejak beberapa puluh tahun untuk membuat agar bagian di seputar selangkangannya tetap kering dan tidak lecet.
Ternyata Eva tidak menyadari kalau bedak tersebut mengandung zat yang dapat meningkatkan resiko kanker indung telur.
Ia baru mengetahui hal ini ketika memeriksakan diri ke dokter dan mengetahui kalau ia terkena kanker rahim yang diakibatkan zat yang terdapat pada bedak bayi tersebut.
Saat Sidang, tuntutan Eva pun diloloskan oleh pengadilan dan J&J harus membayar sebanyak 417 juta dollar sebagai ganti rugi atas penyakit yang diderita Eva.
Berdasarkan penelitian, bahwa talc memang dapat menimbulkan kanker indung telur jika digunakan di area kewanitaan.
Karena serbuk tersebut dapat masuk ke vagina dan terbawa hingga ke rahim dan indung telur yang membuat sel kanker berkembang.
Mengenai talc yang diduga sebagai zat karsinogenik, dugaan ini muncul karena talc secara alami mengandung asbestos, zat yang diketahui merupakan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker paru-paru jika terlalu sering dihirup.
Namun, bedak bayi atau talc yang kini beredar di pasaran kebanyakan sudah bebas dari asbestos.
Oleh karena itu, talc sebagai zat karsinogenik masih menjadi bahan perdebatan di antara para peneliti sampai saat ini.
sumber : palembang.tribunnews.com
